Welcome to our blog

VISI :

Menjadi Lembaga Pendidikan Tenaga Kepandidikan dalam bidang pendidikan Fisika yang terkemuka dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggiyang lulusanya memiliki kemampuan akademik profesional, melek sains dan teknologi, berdaya saing tinggi, berakhlak mulia,serta bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa.

MISI :

  1. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran fisika
  2. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang pendidikan fisika
  3. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dalam bidang pendidikan fisika
  4. Menyelenggarakan pembinaan terhadap civitas akademik pendidikan fisika
  5. Menyelenggarakan pembinaan terhadap mahasiswa pendidikan fisika

TUJUAN :

  1. Menyiapkan calon guru fisika yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dasar dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan dan pembelajaran, serta siap latih untuk menjadi guru yang professional
  2. Menghasilkan karya penelitian di bidang pendidikan fisika dalam rangka pengembangan dan penyebarluasan iptek untuk meningkatkan kualitas pendidikan, proses pembelajaran, dan hasil belajar.
  3. Menghasilkan karya pengabdian pada masyarakat di bidang pendidikan fisika dalam rangka peningkatan kualitas guru fisika melalui kerjasama dengan lembaga, dinas, atau instansi terkait.
  4. Meningkatkan kualitas civitas akademika dan mahasiswa pendidikan fisika melalui pembinaan dan kegiatan lainnya yang relevan.
  5. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang pendidikan fisika melalui kegiatan ilmiah yang relevan.

Senin, 12 Desember 2011

Massa Jenis Zat Padat dan Hukum Archimedes

A.  Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
  • Terampil menggunakan neraca Ohaus, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
  • Menentukan massa jenis benda padat bentuk kontinu dan tidak kontinu
  • Menentukan hubungan antara rapat massa zat cair dengan gaya keatasnya terhadap benda dengan volume tertentu,

B.  Dasar Teori
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat, karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu benda atau massa persatuan volum yang dirumuskan sebagai berikut:
r = m/V                                                                                     (1)
dengan  r  = massa jenis (kg/m3)  m = massa zat (kg) dan V  =   volume   zat (m3).   Jika massa dan volume zat diketahui maka massa jenis zat itu dapat ditentu­kan.
Massa  zat dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu  dengan  timbangan atau neraca  ohaus sehingga  besaran   massa   dapat  diukur langsung dengan alat ukurnya.
Pengukuran volume balok secara langsung dapat dilakukan dengan memasukkan zat  padat  itu  ke dalam gelas ukur  yang  berisi  zat cair. Apabila zat  itu   tenggelam seluruhnya  maka perubahan  penunjukan  volume  itu merupakan  voleme  dari  zat padat tersebut. Sedangkan pengukuran volume balok secara tidak langsung dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok dengan menggunakan alat ukur panjang diantaranya mistar, jangka sorong, dan mikrometer. Setelah itu volume balok dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
V = p x l x t                                                                               (2)
Dimana p = panjang balok, l = lebar balok, dan t  =  tinggi  balok
Pada saat balok ditimbang di udara dengan berat Wu ternyata berat benda saat diukur dalam zat cair Wa beratnya lebih kecil, menurut hukum Archimedes, “sebuah benda yang tercelup dalam suatu fluida akan mengalami gaya ke atas  Fa seberat volume fluida yang dipindahkan. Sehingga dapat dirumuskan:
Wa = Wu – Fa                                                                              (3)
Dimana Fa = berat volume air dipindahkan = rair .Vair pindah . g (4)

  1. C.  Metode Percobaan
Alat dan Bahan
  • Neraca Ohaus
  • Gelas Ukur
  • Mistar
  • Jangka Sorong
    • Mikrometer
    • Balok
    • Air
 
Rumusan hipotesis: ……………………………………………….………………
Identifikasi dan definisi operasional variabel: ………………………………….
………………………………………………………………………………………

Langkah Percobaan
  1.     Massa Jenis Zat Padat Bentuk Kontinu
a)    Menimbang massa balok dengan menggunakan neraca Ohaus.
b)   Mengukur volume balok dengan mengukur variabel-variabel penyu-sunnya dengan menggunakan mistar beberapa kali.
c)    Mengulangi langkah 3 dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Tabel 1. Hasil pengukuran mistar, jangka sorong, dan mikrometer
massa balok = ……………..
Alat Ukur
No
p ± D p
l ± D l
t ± D t
Mistar
1
     
2
     
3
     
Jangka Sorong
1
     
2
     
3
     
Mikrometer
1
     
2
     
3
     
 2.    Massa Jenis Zat Bentuk Tak Kontinu
Rencanakan eksperimen untuk mengukur massa jenis batu yang bentuknya tidak kontinu
Tabel 2. Hasil pengukuran dengan gelas ukur
Pengukuran
m ± D m
V1 ±  DV1
V2 ±  D V2
1
2
3
 3.    Hukum Archimedes
    1. Mengisi gelas berpancuran dengan air hingga penuh (a)
    2. Mengukur berat benda di udara dengan neraca pegas (b) kemudian catat hasilnya pada Tabel.
    3. Memasukkan benda ke dalam zat cair (c) kemudian catat berat benda yang terukur oleh neraca pegas dan volume zat cair yang dipindahkan.
    4. Mengulangi dengan massa dan volume benda tercelup yang berbeda.
Tabel 3. Hasil Percobaan Hukum Archimedes
No
W±  D Wu
Wa  ±  D Wa
V ±  DV
       
       
       
     

Analisis
  1. Membandingkan hasil pengukuran massa jenis zat padat menggunakan jangka sorong, mikrometer, dan mistar?
  2. Menghitung massa jenis benda padat yang bentuknya tidak teratur!
  3. Membandingkan hasil pengukuran gaya ke atas dengan menggunakan persamaan (3) dan (4), jelaskan hasilnya.

Diskusi
  1. Bagaimana cara mengukur massa jenis zat cair?
  2. Kendala apakah yang kamu hadapi saat percobaan, bagaimana cara mengatasinya?

Pengenalan dan Pengetesan Alat Elektronika

A.   TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
  1. Dapat mengenal beberapa wujud, simbol serta nilai besaran komponen elektronika
  2. Dapat mengetahui kegunaan komponen elektronika
  3. Dapat mengidentifikasi komponen pasif, komponen aktif dan komponen penunjang
  4. Dapat mengetes komponen apakah masih berfungsi atau tidak (rusak)
B.  ALAT DAN BAHAN
  1. Multimeter
  2. komponen elektronika
  3. Konektor
C.  PENDAHULUAN
1.   Pengenalan Komponen-Komponen Elektronika
Pada dasarnya komponen dalam elektronika dibagi atas tiga kelompok yakni :
  1. Komponen pasif, yang terdiri dari : resistor, induktor, kapasitor, dll.
  2. Komponen aktif, yang terdiri dari : dioda semikonduktor, transistor, IC, dll
  3. Komponen penunjang, yang terdiri dari : casis, saklar, konektor, dll
Ketiga komponen di atas mempunyai sifat dan peranan yang sangat berbeda dalam rangkaian elektronika, misalnya bagaimana peranan resistor dan dioda dalam penyearah, bagaimana perananan transistor dalam penguatan sinyal elektronika dan laina sebagainya. Oleh karena itu sebelum mempelajari lebih dalam tentang fungsi komponen-komponen di atas, maka perlu untuk mengenal dan megetes tentang komponen elektronika tersebut. Berikut ini akan dikemukan secara sekilas beberapa bentuk komponen elektronika sebagai berikut :
  1. Tahanan (resistor)
Nilai dari uati bahan/komponen elektronika ada yang tetap, ada pula yang variabel seperti potensiometer dan trimpot. Besar/nilai resistorada yang terbaca langsung dan ada pula dengan kode warna atau cincin warna
  1. Kondensator (kapasitor)
Seperti halnya resistor nilai kondesator ada yang tetap dan ada pula yang variabel. Besar nilainya ada yang dibaca langsung ada pula yang menggunakan kode warna
  1. Dioda
  2. Transistor
  3. Induktor dan Transformator
2.  Cara Pengetesan Komponen Elektronika
Berikut ini akan diuraikan tentang pengetesan komponen elektronika sebagai berikut :
  1. Tahanan (resistor)
Bila ujung-ujung dari tahanan dihubungkan dengan ujung-ujung multimeter yang telah dikalibrasi, maka :
  • Jarum menunjukkan nilai nol berarti jebol
  • Jarum tidak bergerak berarti rusak
  • Jarum menunjukkan nilai tertentu bebrarti baik
  1. Dioda
Untuk dioda pengetesannya adalah sebagai berikut :
  1. Kaki anoda (+) dihubungkan dengan ujung baterai (-) dan kaki (-) dihubungkan dengan ujung baterai (+), jika :
  • Jarum bergerak berarti baik
  • Jarum tidak bergerak berarti rusak
b. Kaki anda (+) dihubungkan dengan ujung baterai (+) dan kaki katoda (-) dihubungkan dengan ujung baterai (-), jika :
  • Jarum bergerak berarti rusak
  • Jarum tidak bergerak berarti baik
  1. Transistor
3.1. Transistor PNP
Untuk transistor PNP pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan
Keadaan jarum
Keterangan
Basis (-) dan Emitter (+)Basis (-) dan Kolektor (+)Basis (+) dan Emitter (-) Basis (+) dan Emitter (-)
BergerakTidak bergerakBergerak Tidak bergerak
Bergerak
Tidak bergerak
Bergerak
Tidak bergerak
BaikRusakBaik Rusak
Baik
Rusak
Rusak
Baik
3.2. Transistor NPN
Untuk transistor NPN pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan
Keadaan jarum
Keterangan
Basis (-) dan Emitter (+)Basis (-) dan Kolektor (+)Basis (+) dan Emitter (-) Basis (+) dan Emitter (-)
BergerakTidak bergerakBergerak Tidak bergerak
Bergerak
Tidak bergerak
Bergerak
Tidak bergerak
RusakBaikRusak Baik
Baik
Rusak
Baik
Rusak
  1. Transformator (trafo)
Untuk trafo pengetesannya adalah sebagai berikut :
  1. Semua kaki bagian primer/sekunder berhubungan berarti baik.
  2. Salah satu kali bagian primer/sekunder tidak berhubungan berarti rusak.
  3. Antara primer dan sekunder berhubungan berarti rusak.
  4. Antara primer dan sekunder tidak berhubungan berarti baik
  5. Kapasitor
    1. Jika jarum menyimpang dan kembali berarti baik
    2. Jika jarum menyimpang dan tidak kembali berarti jebol
    3. Jika jarum menyimpang dan kembali tetapi tidak pada posisi semula berarti rusak
    4. Jika jarum tidak bergerak berarti rusak

D.  KEGIATAN DI LABORATORIUM
1.   Pengenalan Komponen Elektreonika
Dalam kegiatan ini disediakan bebrapa komponen elektronika, kemudian lakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk di bawah ini :
  1. Tuliskan nama dan symbol komponen elektronika yang telah disediakan
  2. Kelompokkan komponen elektronika tersebut berdasarkan atas komponen pasif, aktif dan penunjang
  3. Catat hasil pengamatan yang anda lakukan pada table pengamatan
2.   Pengetesan komponen elektronika
Petunjuk pengetesan komponen elektronika
  1. Pengetesan tahanan
    1. Putarlah saklar multimeter ke arah OHM (1 x, 10 x, 100 x, dst)
    2. Kalibrasi multimeter dengan menyentuhkan kedua ujung kabel multimeter, atur potensiometer sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol.
    3. Sentuhkan kedua ujung multimeter dengan ujung tahanan yang telah disediakan.
    4. Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan
  2. Pengetesan kapasitor
    1. Putarlah saklar multimeter pada kedudukan 1 x
    2. Sentuhkan kedua ujung multimeter dengan kedua ujung kapasitor yang telah disediakan
    3. Catat hasil pengamatan anda pada table pengamatan
  3. Pengetesan dioda
    1. Putarlah saklar multimeter pada kedudukan 10 x
    2. Ambil dioda yang telah disiapkan,kemudian tentukan anoda dan katodanya
    3. Sentuhkan ujung negatif multimeter dengan anoda dan ujung positif dengan katoda
    4. Perhatikan keadaan jarum
    5. Tukarlah polaritas pada kegiatan 3, dan amati keadaan jarum multimeter.
    6. Cata hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan
  4. Pengetesan transistor
    1. Putarlah saklar multimeter pada kedudukan 1 x
    2. Ambil transistor yang telah disediakan kemudian tentukan kaki basi, emitter dan kolektor.
    3. Tempatkan kutub (+) pda basis dan kutub (­-)pada kolektor, perhatikan keadaan jarum. Pindahkan kutub (-) pada emitter, perhatikan lagi keadaan jarum.
    4. Tempatkan kutub (-) pda basis dan kutub (+) pada kolektor, perhatikan keadaan jarum. Pindahkan kutub (+) pada emitter, perhatikan lagi keadaan jarum.
    5. Bila transistor tersebut baik tentukan jenisnya.
    6. Catat hasilpengamatan pada table pengamatan.
  5. Pengetesan transformator
    1. Putarlah saklar multimeter pada kedudukan 1 x
    2. Ambil salah satu trafo yang telah disediakan
    3. Sentuhkan kedua ujung multimeter pada ujung-ujung primer trafo, perhatikan keadaan jarum
    4. Ulangi kegiatan c untuk bagian sekunder trafo
    5. Sentuhkan ujung-ujung multimeter pada bagian primer dan bagiansekunder trafo, perhatikan keadaan jarum multimeter
    6. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
E.  TABEL PENGAMATAN
  1. Pengenalan komponen elektronika
Beberapa komponen elektronika dan simbolnya
No
Nama komponen
Simbol
Gambar
1



2



3



4



5



6



7



  1. Pengelompokan komponen elektronika
Komponen aktif
No
Nilai/Kode
Nama Komponen
Keterangan
1


2


3


4


5


Komponen pasif
No
Nilai/Kode
Nama Komponen
Keterangan
1


2


3


4


5


Komponen penunjang
No
Nilai/Kode
Nama Komponen
Keterangan
1


2


3


4


5  

Osiloskop Sinar Katoda

  1. A.     TUJUAN PERCOBAAN
    1. Mengetahui prinsip kerja dari CRO .
    2. Dapat mengukur tegangan puncak atau amplitudo suatu tegangan periodik.
    3. dapat menampilkan beberapa bentuk tegangan periodik.
  2. B.     ALAT DAN BAHAN
    1. 1.       Osiloskop sinar katoda ( CRO )
    2. 2.       Potensio meter .
    3. 3.       Step Down Transformer dengan center Tap (CT).
    4. 4.       Volt meter ( Multimeter ).
    5. 5.       Kabel penghubung.
  1. C.     DASAR TEORI
Cathode Ray Oscilloscope (CRO) atau sering disebut Osiloskop Sinar Katoda adalah alat yang paling umum di gunakan dalam pengukuran-pengukuran besaran elektronis, seperti alat pengukur multi meter yang digunakan untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC, Arus AC, arus DC, dan tahanan suatu rangkaian, maka osiloskop mempunyai kemampuan yang sama dan bahkan melebihi kemampuan multimeter.
Pada prinsipnya, Osiloskop dapat digunakan untuk mengukur :
  1. Tegangan AC dan DC.
  2. Bentuk gelombang AC dan DC.
  3. Frekuensi gelombang / tegangan listrik.
  4. Beda fase tegangan listrik.
Tidak seperti halnya multimeter yang hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC pada frekuensi 50 Hz saja,maka dengan osiloskop, kita dapat mengukur tegangan AC yang mempunyai frekuensi mulai dari 0 – 10 MHz.
Yang paling utama dan paling penting dalam CRO adalah Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube–CRT). Pada CRT ini terdapat sumber yang memancarkan / menembakkan elektron (Elektron Gun) ke suatu tabir yang berpendar (Layar Flourisensi) bila di kenai elektron berkecepatan tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa elktron dapat di pengaruhi oleh medan listrik dan dan medan megnet. Pada umumnya CRO menerapkan medan listrik untuk mengatur arah gerak elektron,  medan listrik tersebut diadakan antara dua lempengan  (Deflection plates), vertikal dan horizontal. Dengan memasang tegangan yang hendak diselidiki pada lempeng vertikal (andaikan pada lempeng horizontal tidak ada tegangan) maka pada tabir akan tampil garis vertikal yang memberikan informsi tentang amplitudo tegangan tersebut. Tetapi bila lempeng horizontal di pasang suatu tegangan periodik yang berbanding lurus dengan waktu dan frekuensinya di buat sama dengan frekuensi tegangan yang diselidiki maka gambar yang hanya memberi kesan tegak, sekarang akan bergerak juga kekanan dengan kecepatan tetap hingga kita melihat suatu gambar gejala periodik pada tabir, seakan akan kita membuat sutu grafik dengan ordinat tegangan dan absis waktu.
Bagian – bagian CRO :
  1. Saklar ON-OFF : Tombol untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan CRO.
  2. Intensitas          : Tombol untuk mengatur gelap terangnya layar.
  3. Focus               : Tombol untuk memfocuskan gambar
  4. Y-Pos,­¯         : Tombol pengatur posisi gambar arah vertikal.
  5. X-Pos, ¬ ®    : Tombol pengatu posisi gambar arah horizontal.
  6. V/Div                : Pengatur nilai kalibrasi tegangan perkala vertikal.
  7. Time/Div           : Pengatu nilai kalibrasi waktu perkala horizontal.
  8. SYNC – INT     : Tombol untuk memelih jenis sinkronisasi, apakah secara
   external,internal atau line.
  1. AC–GND–DC   : Tombol pemilih jenis tegangan input.
  2. D.     PROSEDUR KERJA
    1. Cara mengaktifkan CRO.
Setelah tombol POWER ditekan, maka lampu pilot “on” akan menyala. Beberapa saat kemudian pada layar CRO akan terlihat bekas garis-garis. Kalau gambar tersebut terlalu terang atau terlalu gelap, aturlah dengan tombol “INTENSITY”. gambar yang tidak berfokus ( tidak tajam / kabur ) dapat diatur dengan kedudukan fokosnya dengan tombol focus. Gambar dapat diatur kedudukannya sehingga berada tept ditengah – tengah layar, dengan tombol “HORIZONTAL POSITION” dengan tombol “VERTIKA POSITION”.
  1. 2.       Pengukuran Tegangan Peak to Peak ( VPP ).
    1. Susunlah rangkaian seperti skema berikut.
    2. Hubungkan input X ( channel-X ) CRO dengan kutup-kutup keluaran rangkaian tersebut di atas.
    3. Putar tombol Volt/Div. pada posisi 0.5 Volt/Div. kemudian aturlah kedudukan gambar pada layar dengan tombol “VERTIKAL POSITION” sehingga gambar mudah dibaca.
    4. Ambillah 3 sampai 5 posisi pada potensiometer, setiap kali putaran baca penunjukan gambar pada layar CRO dan catat hasil pengamatan anda serta bandingkan dengan pembacaan Voltmeter.
Unruk lebih lengkapnya download di bawan ini

DOWNLOAD

Untai AC (Rangkaian RLC)

A. TUJUAN PERCOBAAN
  1. Mengetahui karakteristik dan sifat-sifat dari komponen-komponen sirkuitAC (Alternating Current)
  2. Dapat membedakan antara sirkuit dengan Resistansi (R) dan kapasitansi (C) dalam hubungan seri dan  parallel, sirkuit dengan Resistansi (R) dan Induktansi (L) dalam hubungan seri dan  paralel, serta sirkuit dengan RLC dalam hubungan seri dan paralel.
  3. Menentukan besar impedansi (Z) dari ketiga sirkuit RC, RL,RLC.
B. ALAT DAN BAHAN
1.    Transformator Step Down (Power Supply AC Variabel)
2.    Voltmeter AC.
  1. Amperemeter AC.
  2. Kit Untai AC (yang terdiri dari resistor,kapasitor dan Induktor RFC).
  3. Kabel Penghubung.
Lebih lengkap download  di bawah ini


Pengukuran Beda fase dan frekuensi

A.     TUJUAN PERCOBAAN

  1. Mengetahui prinsip kerja CRO.
  2. Mengetahui prinsip dasar pengukuran beda fase dan frekuensi dengan menggunakan CRO.
  3. Dapat menampilkan beberapa bentuk gelombang periodik.

B.     ALAT DAN BAHAN

  1. osiloskop sinar katoda
  2. audio frekuensi generator-AFG.
  3. kit beda fase tegangan.
  4. kabel penghubung
Lebih lengkat download aja di bawah ini